Pengobatan Gratis GH
Jumat, 31 Agustus 2007
26 Agustus 2007. Pukul 08.30 aku datang bersama adikku, tampak beberapa murid perguruan sedang memasang papan nama yang berlambang Perguruan Gelora Hati. Seperti biasa aku kebagian jadi seksi dokumentasi. Kulihat Gubes (Guru Besar) kami sedang ‘mojok’ berdua bersama jrigen yang berisi air putih, oya bukan air putih biasa ternyata, tapi air oxygen. Kuperhatikan sedang di ‘hewes-hewes’ supaya tidak menjadi sekedar air, tapi berubah menjadi ‘air kehidupan’ yang mempunyai khasiat penyembuhan dan nantinya akan dibagikan secara gratis kepada para pasien.
Setelah memasang ini itu, dan dirasa cukup, tinggal menunggu pasien. Pukul 09.00 tampak beberapa pasien mulai berdatangan, rata-rata ibu-ibu dan nenek-nenek. Pertama pasien didata nama, alamat dan keluhan/penyakit yang diderita, kemudian dipersilahkan duduk (slonjor) di karpet guna di”refleksi” dulu. Tampak Mas Agung si BR yang tampan itu sibuk mencatat data pasien.
Iseng-iseng adiku duduk dan direfleksi oleh mas suhu, kulihat peralatan refleksi terdiri berbagai macam kayu berbentuk runcing tumpul, dan kayu stigi hitam sebesar jari sepanjang sekitar 10cm. Benda-benda itu hanya alat bantu yang dibuat dari kayu bukan sesuatu yang ber’isi’ dan sebagainya. Adiku hanya semacam di’kili-kili’ dengan kayu itu di jari-jari kakinya, tapi tampaknya dia ‘methentheng’ menahan sakit. Seperti disedot katanya. Sesekali meringis dan keluar keringat. Padahal aku melihat kayu itu hanya digulir-gulirkan di jempol kakinya. Aku sendiri geli melihatnya, dan kami tertawa-tawa melihat adiku yang seperti itu.
Beberapa pasien yang sedang direfleksi tampak sekaligus diterapi. Rata-rata bagi orang tua mengalami keluhan pegal, kesemutan, asam urat, darah tinggi, susah jalan, dll.
Sambil berbincang-bincang dengan pasien ternyata ada beberapa pasien yang mengeluh sakit gigi, begitu juga sie dokumentasi ini juga mengalami hal serupa. Seorang Murid didaulat memetik beberapa tangkai entah pohon apa namanya. Getah tanaman ini dapat untuk mengobati sakit gigi. Bentuknya tampak seperti di bawah ini. Banyak tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan.
Setelah cukup di’refleksi’ pasien dipersilahkan untuk duduk berjajar guna diterapi dengan teknik tembak langsung total. Yang efeknya nanti bisa bermacam-macam, ada yang bergerak-gerak, menangis, bergetar, mengangkat tangan dll.
Ternyata belum selesai di sini, semua pasien diterapi satu per satu, dengan dibersihkan, disinar, di stroom, hipnotis atau entahlah diapakan itu. Yang jelas dengan teknik (finishing) setelah pasien dipegang lehernya kemudian terjadi gejala semacam ‘distrum’ (dengan tenaga dalam) selama beberapa detik, dan terlihat linglung hilang kesadaran, kemudian ditepuk, lalu tersadar kembali, kemudian pasien ditanya akan penyakitnya, sebagian besar kulihat berkata ‘sudah sembuh’ atau tidak merasakan lagi sakitnya. Bahkan ditanya “Demi Alloh?”. Pasien menyatakan hilang sakitnya bahkan terlihat mereka jalan kesana kemari guna membuktikan bahwa kakinya benar-benar sudah pulih.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 pasien masih saja terus berdatangan, kami semua sudah kelelahan, tapi terutama mas suhu yang sejak pagi katanya belum sarapan. Kemudian dia minta ‘break’ sebentar (5 menit) bermeditasi untuk menyerap energi dari bumi atau makan cahaya (heheheeh).
Tampak seorang bapak-bapak yang berjalan ditopang tongkat bambu berjalan dipapah ikut antre juga dalam pengobatan ini. Yang kemudian setelah diobati, Bapak ini kulihat berjalan-jalan seputar ruangan aula, guna menjajal kakinya yang bisa jalan kembali, analisaku tadinya Bapak ini kaki dan tangannya sakit digerakkan/ditekuk, kemungkinan pernah menderita stroke. Setelah diterapi sanggup berjalan kesana-kemari, walaupun sesudahnya istirahat lagi, tampaknya kelelahan.
Setelah di ruangan tinggal 2 pasien, dan tampak tidak ada yang menunggu di luar, pintu terpaksa ditutup, karena kami memang sangat kelelahan dan juga keterbatasan waktu. Akhirnya hingga pasien yang terakhir baru kami beristirahat. Alhamdulillah acara pengobatan gratis ini berjalan lancar dan sukses. Ternyata tidak hanya orang datang untuk sedekar berobat, ada kalanya mereka justru turut “pura-pura” minta diterapi sekaligus menjajal ketinggian ilmu mas suhu. Sehingga terjadi benturan yang membuat seorang ‘pencoba’ berkelojotan kakinya seperti terkena strum. Sayang sekali aku hanya memotret di awalnya.
Setelah memasang ini itu, dan dirasa cukup, tinggal menunggu pasien. Pukul 09.00 tampak beberapa pasien mulai berdatangan, rata-rata ibu-ibu dan nenek-nenek. Pertama pasien didata nama, alamat dan keluhan/penyakit yang diderita, kemudian dipersilahkan duduk (slonjor) di karpet guna di”refleksi” dulu. Tampak Mas Agung si BR yang tampan itu sibuk mencatat data pasien.
Iseng-iseng adiku duduk dan direfleksi oleh mas suhu, kulihat peralatan refleksi terdiri berbagai macam kayu berbentuk runcing tumpul, dan kayu stigi hitam sebesar jari sepanjang sekitar 10cm. Benda-benda itu hanya alat bantu yang dibuat dari kayu bukan sesuatu yang ber’isi’ dan sebagainya. Adiku hanya semacam di’kili-kili’ dengan kayu itu di jari-jari kakinya, tapi tampaknya dia ‘methentheng’ menahan sakit. Seperti disedot katanya. Sesekali meringis dan keluar keringat. Padahal aku melihat kayu itu hanya digulir-gulirkan di jempol kakinya. Aku sendiri geli melihatnya, dan kami tertawa-tawa melihat adiku yang seperti itu.
Beberapa pasien yang sedang direfleksi tampak sekaligus diterapi. Rata-rata bagi orang tua mengalami keluhan pegal, kesemutan, asam urat, darah tinggi, susah jalan, dll.
Sambil berbincang-bincang dengan pasien ternyata ada beberapa pasien yang mengeluh sakit gigi, begitu juga sie dokumentasi ini juga mengalami hal serupa. Seorang Murid didaulat memetik beberapa tangkai entah pohon apa namanya. Getah tanaman ini dapat untuk mengobati sakit gigi. Bentuknya tampak seperti di bawah ini. Banyak tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan.
Setelah cukup di’refleksi’ pasien dipersilahkan untuk duduk berjajar guna diterapi dengan teknik tembak langsung total. Yang efeknya nanti bisa bermacam-macam, ada yang bergerak-gerak, menangis, bergetar, mengangkat tangan dll.
Ternyata belum selesai di sini, semua pasien diterapi satu per satu, dengan dibersihkan, disinar, di stroom, hipnotis atau entahlah diapakan itu. Yang jelas dengan teknik (finishing) setelah pasien dipegang lehernya kemudian terjadi gejala semacam ‘distrum’ (dengan tenaga dalam) selama beberapa detik, dan terlihat linglung hilang kesadaran, kemudian ditepuk, lalu tersadar kembali, kemudian pasien ditanya akan penyakitnya, sebagian besar kulihat berkata ‘sudah sembuh’ atau tidak merasakan lagi sakitnya. Bahkan ditanya “Demi Alloh?”. Pasien menyatakan hilang sakitnya bahkan terlihat mereka jalan kesana kemari guna membuktikan bahwa kakinya benar-benar sudah pulih.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 pasien masih saja terus berdatangan, kami semua sudah kelelahan, tapi terutama mas suhu yang sejak pagi katanya belum sarapan. Kemudian dia minta ‘break’ sebentar (5 menit) bermeditasi untuk menyerap energi dari bumi atau makan cahaya (heheheeh).
Tampak seorang bapak-bapak yang berjalan ditopang tongkat bambu berjalan dipapah ikut antre juga dalam pengobatan ini. Yang kemudian setelah diobati, Bapak ini kulihat berjalan-jalan seputar ruangan aula, guna menjajal kakinya yang bisa jalan kembali, analisaku tadinya Bapak ini kaki dan tangannya sakit digerakkan/ditekuk, kemungkinan pernah menderita stroke. Setelah diterapi sanggup berjalan kesana-kemari, walaupun sesudahnya istirahat lagi, tampaknya kelelahan.
Setelah di ruangan tinggal 2 pasien, dan tampak tidak ada yang menunggu di luar, pintu terpaksa ditutup, karena kami memang sangat kelelahan dan juga keterbatasan waktu. Akhirnya hingga pasien yang terakhir baru kami beristirahat. Alhamdulillah acara pengobatan gratis ini berjalan lancar dan sukses. Ternyata tidak hanya orang datang untuk sedekar berobat, ada kalanya mereka justru turut “pura-pura” minta diterapi sekaligus menjajal ketinggian ilmu mas suhu. Sehingga terjadi benturan yang membuat seorang ‘pencoba’ berkelojotan kakinya seperti terkena strum. Sayang sekali aku hanya memotret di awalnya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda